Skip to main content

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

BAB I PENDAHULUAN


    Latar Belakang
Teknologi informasi menawarkan potensi substansial bagi organisasi  untuk meningkatkan kinerjanya. Teknologi informasi meningkatkan  efektifitas dan efisiensi organisasi melalui kecepatan pemrosesan, konsistensi, dan keterandalan dalam menangani aktivitas-aktivitas organisasi. Akan tetapi, peningkatan kinerja tersebut seringkali tak tercapai karena ketakbersediaan pengguna (user) untuk menerima dan menggunakan sistem yang ada. Penerimaan teknologi informasi merupakan syarat utama kesuksesan implementasi teknologi informasi. Karena persistensi dan pentingnya masalah ini, penjelasan keberterimaan pengguna atas teknologi informasi telah menjadi isu yang telah lama diteliti dalam bidang manajemen sistem informasi (Davis, 1989).
Teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting, khususnya bagi pihak manajemen suatu organisasi di dalam pengambilan keputusan. Kemudian akan timbul pertanyaan yang mendasar, dari manakah informasi tersebut diperoleh? Jawabannya adalah dari sistem informasi. Sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari manusia, hardware, software jaringan komunikasi dan sumber daya data, yang mengumpulkan mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan mengontrol organisasi (O’Brien, 2005). Penggunaan sistem informasi selain memberikan banyak manfaat, ada juga organisasi yang gagal dalam penerapannya. Banyak proyek pengembangan sistem telah gagal menghasilkan sistem yang bermanfaat. Kegagalan penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi dapat  disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal (Davis, 1989). Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem teknologi informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya (Hartono, 2007). Perilaku pemakai sistem terbentuk dari sikap dan persepsi pemakai terhadap sistem informasi tersebut. Banyak orang meragukan, apakah teknologi informasi akan memberikan manfaat yang positif buat manusia dan mudah dipelajari? Salah


satu upaya untuk untuk memahami fenomena dan pertanyaan tersebut adalah melalui kajian dan penelitian terhadap teori atau model adopsi teknologi informasi.
Venkatesh et.al (2003) menawarkan UTAUT (Unified Teory of Acceptance and Use of Technology) sebagai sebuah model untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi informasi. Model ini merupakan kombinasi dari delapan model yang telah berhasil dikembangkan sebelumnya. Model UTAUT menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh harapan akan kinerja (performance expectancy), harapan akan usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung (facilitating conditions). Keempat Faktor tersebut dimoderasi oleh faktor jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan menggunakan (voluntariness of use). Studi empiris yang mengadopsi model ini telah banyak dilakukan, dan mendapatkan temuan yang beragam  (Abushanab et.al,  2010;  Foon  &  Fah,  2011;  Oshlyansky  et.al,  2007;  Oswari  et.al,  2008;
Sharma & Kumar, 2012; Sundaravej, 2010; Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007; Yulianti & Handayani, 2011).
Sekolah Tinggi Teknik Musi (STT Musi) dan Sekolah Tinggi Ilmu  Eknomi Musi (STIE Musi) merupakan perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Yayasan Musi. Sejak tahun 2010, kedua Sekolah Tinggi ini telah menggunakan Sistem Informasi Akademik (SIAk) berbasis  komputer.  Sampai saat ini dirasakan bahwa pemanfaatan SIAk masih belum optimal. Kondisi ini terlihat dari jarangnya mahasiswa dan dosen yang mengakses SIAk di luar jadwal pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pengambilan Kartu Hasil Studi (KHS) dan periode memasukkan nilai ujian oleh para dosen. Model UTAUT telah dipakai oleh beberapa peneliti untuk menjelaskan perilaku pengguna sistem informasi dalam lingkungan pendidikan (Anderson et.al, 2006; Dasgupda et.al, 2007; El- Gayar & Moran, 2006; Jairak et.al, 2009; Marchewka et.al, 2007; Prasetyo & Anubhakti, 2011; Sedana & Wijaya, 2009; Sedana & Wijaya 2010). Diharapkan model UTAUT dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku pengguna SIAk di


STT Musi dan STIE Musi. Dengan demikian pimpinan kedua sekolah ini dapat merumuskan kebijakan yang tepat terkait pemanfaatan SIAk.

    Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dianalisis dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor determinan pemanfaatan SIAk (performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions) mempengaruhi niat berperilaku penggunanya (behavioral intention)?
Untuk mengurangi kompleksitas yang mungkin terjadi maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut.
1.                 Penelitian ini hanya dilakukan di STT Musi dan STIE Musi  dengan melibatkan mahasiswa yang menggunakan SIAk.
2.                 Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel moderator, yakni variabel gender (jenis kelamin). Ketiga variabel moderator lainnya yang ada dalam model UTAUT diabaikan dalam penelitian ini. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, usia mahasiswa tidak terpaut jauh satu dengan yang lain, sehingga variabel age (usia) harus diabaikan. Kedua, pengalaman mahasiswa dalam menggunakan SIAk dipandang relatif sama, karena itu penelitian ini mengabaikan variabel experience (pengalaman). Ketiga, pada kondisi tertentu seperti pengisian KRS di awal semester dan pencetakan KHS diakhir semester, penggunaan SIAk menjadi sebuah kewajiban (mandatory), namun pada kondisi lain penggunaan SIAk menjadi bersifat voluntary. Untuk menghindari ambiguitas yang mungkin terjadi, penelitian ini memutuskan untuk menghilangkan variabel voluntariness of use dari variabel moderator.
3.                 Penelitian ini hanya melihat pengaruh performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions sebagai variabel bebas terhadap behavioral intention sebagai variabel terikat. Pengaruh behavioral intention terhadap use behavior diabaikan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa behavioral intention telah diterima secara luas sebagai prediktor  dari  use  behavior  (Dasgupta  et.al,  2007;  Venkatesh  et.al, 2003),


sehingga diasumsikan bahwa temuan penelitian akan sama dengan penelitian- penelitian sebelumnya.

    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris bahwa faktor- faktor determinan pemanfaatan SIAk (performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions) mempengaruhi niat berperilaku penggunanya (behavioral intention).

    Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.                 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam hal ini pembuktian secara empiris bahwa model UTAUT dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku penggunaan sebuah sistem informasi, terutama sistem informasi yang digunakan dalam bidang pendidikan.
2.                 Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada STT Musi dan STIE Musi mengenai perilaku penggunaan SIAk. Informasi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan berbagai kebijakan terkait penggunaan SIAk.
3.                 Kontribusi lain yang ingin diperoleh adalah bahwa proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan peneliti tentang bagaimana melakukan sebuah penelitian yang baik, sekaligus memperkaya materi pembelajaran pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan mata kuliah Riset Teknologi Informasi.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA


    Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dikembangkan oleh Venkatesh et.al (2003). Model ini mensitesiskan delapan model penerimaan teknologi yang telah dikembangkan sebelumnya. Delapan model tersebut antara lain Theory Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Dibandingkan dengan kedelapan model tersebut, UTAUT terbukti lebih berhasil menjelaskan hingga 70% varian behavior intention. Pendapat ini diperkuat oleh Oshlyansky et.al (2007) yang menemukan bahwa UTAUT cukup tangguh  (robust) kendati diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dapat digunakan lintas budaya. Model UTAUT memiliki empat konstruk utama yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari behavioral intention dan use behavior (Sedana & Wijaya, 2010), yakni performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions. Disamping itu terdapat empat moderator yakni gender, age, experience dan voluntariness of use, yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk pada behavioral intention dan use behaviour. Gambar 1 menampilkan model UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh et.al (2003).

    Performance Expectancy

Performance expectancy didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa menggunakan sistem akan membantunya mencapai keuntungan kinerja dalam pekerjaannya (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al menemukan bahwa konstruk ini berpengaruh terhadap behavioral intention. Temuan yang sama juga diungkapkan oleh AbuShanab et.al (2010), Dasgupta  et.al (2007), El-Gayar & Moran (2006), Foon & Fah (2011), Marchewka & Kostiwa (2007), Oswari et.al (2008), Prasetyo & Anubhakti (2011), Sedana &


Wisnu (2009), Sedana & Wisnu (2010), Sharma & Kumar (2012), Sundaravej (2010), Wang et.al (2006), Wu et.al (2007). Sebaliknya Jairak et.al (2009) justru memperoleh temuan yang sebaliknya.

H1: Performance expectancy mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap behavioral intention


Gambar 1. Model UTAUT (Venkatesh et.al, 2003)



    Effort Expectancy
Effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al menemukan bahwa effort expectancy memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. Hal senada juga ditemukan oleh AbuShanab et.al (2010), El-Gayar & Moran (2006), Foon & Fah (2011), Jairak et.al (2009), Marchewka & Kostiwa (2007), Oswari et.al (2008), Prasetyo & Anubhakti (2011), Sharma & Kumar (2012), Sedana &  Wijaya (2009), Sundaravej (2010), dan Wang et.al (2006). Dasgupta et.al (2007) mendapat temuan sebaliknya bahwa effort expectancy tidak mempengaruhi behavioral intention. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Sedana & Wijaya (2010) dan Wu et.al (2007).




H2: Effort expectancy mempunyai pengaruh yang signifikan  terhadap
behavioral intention


    Social Influence
Social influence didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang merasakan bahwa orang-orang yang dianggapnya penting, percaya bahwa ia seharunya menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al melaporkan hasil temuannya bahwa social influence mempengaruhi behavioral intention. Sebagian besar studi empiris juga menemukan hasil yang serupa (AbuShanab et.al, 2010; Dasgupta et.al, 2007; El-Gayar & Moran, 2006; Foon & Fah, 2011; Jairak et.al, 2009; Marchewka & Kostiwa, 2007; Oswari et.al, 2008; Prasetyo & Anubhakti, 2011; Sedana & Wijaya, 2009; Sedana & Wijaya, 2010; Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007). Sharma & Kumar (2012) menemukan pengaruh negatif antara social influence dan behavioral intention, namun Sundaravej (2010) mendapat temuan sebaliknya, bahwa social influence tidak mempengaruhi behavioral intention.

H3: Social influence mempunyai pengaruh yang signifikan    terhadap
behavioral intention


    Facilitating Conditions
Facilitating conditions didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa infrastruktur organisasi dan teknis yang ada mendukung penggunaan sistem (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al menemukan bahwa facilitating conditions tidak berpengaruh tehadap behavioral intention, namun mempengaruhi use behavior. Hasil ini mengakibatkan model model UTAUT yang dikembangkan hanya melihat pengaruh facilitating condition terhadap use behavior. Temuan serupa juga dipaparkan oleh AbuShanab et.al (2010), Dasgupta et.al (2007), dan Sedana & Wijaya (2009) yang memasukkan hubungan antara facilitating conditions dan behavioral intention dalam model penelitiannya.  Namun  beberapa  studi  empiris  yang  juga  melakukan  hal  yang


sama, memperoleh temuan sebaliknya (Foon & Fah, 2011; Jairak et.al, 2009; Sedana & Wijaya, 2010; Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007).

H4: Facilitating conditions mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap behavioral intention

    Behavioral Intention

Behavioral intention didefinisikan sebagai ukuran kekuatan niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen dalam Abdulwahab & Dahalin, 2010). Dalam konsep dasar model-model user acceptance yang telah dikembangkan, behavioral intention menjadi konstruk intervening (variabel antara) dari hubungan reaksi pengguna atas penggunaan teknologi informasi dengan actual use (use behavior). Peran behavioral intention sebagai prediktor use behavior telah diterima secara luas dalam berbagai model user acceptance (Dasgupta et.al, 2007; Venkatesh et.al, 2003). Karena itu dalam penelitian ini behavioral intention dijadikan variabel terikat yang terakhir. Hubungan antara behavioral intention dan use behavior diabaikan, karena diasumsikan bahwa hasilnya akan sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

    Model Penelitian

Gambar 2 menampilkan model yang diusulkan dalam penelitian ini. Menarik untuk ditelaah bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan mengadopsi UTAUT dengan berbagai revisi, terutama pada penggunaan variabel moderator, pengaruh facilitating conditions pada use behavior, dan vvariabel use behavior. El-Gayar & Moran (2006) dan Oswari et.al (2008) mereplikasi model ini secara penuh. Yulianti & Handayani (2011) dan Wu et.al (2007) menambahkan tingkat pendidikan sebagai salah satu moderator.
Jairak et.al (2009), Sedana & Wijaya (2009), Sedana & Wijaya (2010), Sundaravej (2010), dan Wang et.al (2006) meniadakan seluruh variabel moderator. Mereka berpendapat bahwa variabel-variabel tersebut tidak terlalu banyak berpengaruh karena objek penelitiannya cenderung homogen dalam keempat   variabel   moderator   tersebut   dan   bahwa   penelitiannya  merupakan



penelitian cross-sectional berbeda dari UTAUT yang dikembangkan melalui penelitian longitudinal. Dasgupta et.al (2007) hanya menggunakan variabel  gender dan experience sebagai moderator, sedangkan AbuShanab et.al (2010) menggunakan gender dan age. Namun Marchewka & Kostiwa (2007) justru menemukan bahwa variabel gender dan age tidak mempengaruhi hubungan keempat konstruk deteminan terhadap behavioral intention.

Gambar 2. Usulan Model Penelitian

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dalam penelitian ini ketiga variabel moderator (age, experience, voluntariness of use) dalam model UTAUT tidak akan digunakan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan yang telah dikemukakan pada subbab 1.2. Dukungan atas pertimbangan ini dikemukakan juga oleh Sedana & Wijaya (2009, 2010), Jairak et.al (2009), Sundaravej (2010) dan Wang et.al (2006). Tidak ditemukan alasan yang mendukung untuk meniadakan variabel gender dari model UTAUT, sehingga gender tetap dipakai sebagai variabel moderator dalam penelitian ini.
H5a: Pengaruh performance expectancy terhadap behavioral intention dimoderasi oleh gender
H5b:    Pengaruh    effort    expectancy    terhadap    behavioral    intention dimoderasi oleh gender
H5c:    Pengaruh    social    influence     terhadap    behavioral     intention dimoderasi oleh gender


BAB III METODE PENELITIAN

                          Cara Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada STT Musi dan STIE Musi. STT Musi memiliki empat program studi (Teknik Arsitektur, Teknik Industri, Teknik Informaka dan Sistem Informasi), sedangkan STIE Musi memiliki dua program studi (Manajemen dan Akuntansi). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif pada kedua sekolah ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana. Dengan jumlah populasi sekitar 1.500 mahasiswa diperkirakan jumlah sampel yang dibutuhkan mencapai sekitar 300 sampel. Hal  ini didasarkan pada perhitungan jumlah sampel menggunakan pendekatan Yamane, dengan margin of error sebesar 5%.

          Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden. Kuesioner terdiri atas enam bagian pertanyaan dimana setiap bagian pertanyaan mewakili sebuah variabel penelitian. Bagian pertama memuat pertanyaan yang berkaitan dengan profil reponden, bagian kedua berkaitan dengan variabel performance expectancy, bagian ketiga berkaitan dengan variabel effort expectancy, bagian keempat berkaitan dengan variabel social influence, bagian kelima berkaitan dengan variabel facilitating conditions dan bagian keenam berkaitan dengan variabel behavioral intention. Definisi masing-masing variabel akan dijelaskan pada subbab variabel penelitian.

                          Variabel Penelitian Variabel Bebas

Mengacu pada model penelitian yang diusulkan, terdapat empat variabel bebas yakni performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions. Performance expectancy didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang pada sejauh mana penggunaan sistem akan  membantunya


mendapatkan keuntungan kinerja dalam pekerjaannya (Sedana & Wijaya, 2010). Effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat kemudahan terkait penggunaan sistem. Social influence merupakan tingkat dimana seseorang merasa bahwa orang-orang yang penting baginya percaya sebaiknya dia menggunakan sistem tersebut. Sedangkan facilitating conditions merupakan tingkat kepercayaan seseorang terhadap ketersdiaan infrastruktur teknik dan organisasional untuk mendukung penggunaan sistem.
Keempat variabel tersebut diukur dengan empat buah pertanyaan (dalam skala Likert) untuk masing-masing variabel. Pertanyaan yang digunakan diadopsi dari Venkatesh et.al (2003).

Variabel Terikat

Konstruk behavioral intention menjadi variabel terikat dalam penelitian  ini. Behavioral intention didefinisikan sebagai ukuran kekuatan niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen dalam Abduwahab & Dahalin, 2010). Variabel ini diukur dengan tiga buah pertanyaan (dalam skala Likert) yang diadaptasi dari Venkatesh et.al (2003).

Variabel Moderator

Terdapat satu variabel moderator  yang digunakan,  yakni variabel  gender
(jenis kelamin).


          Pengujian Alat Ukur

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan alat ukur penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan sebuah alat ukur penelitian. Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan seberapa baik alat ukur yang dipakai dapat mengukur sebuah konsep sebagaimana mestinya.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas mengindikasikan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang


kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal antar variabel dalam alat ukur.

          Cara Analisis Data

Cara analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah Analisis Regresi Moderasi. Model umum persamaan regresinya adalah sebagai berikut.

Y = a + b1 X 1 + b2 X 2  + b3 X 3 + b4 X 4  + b5 Z1 + b6 X 1 Z1 + b7 X 2 Z1 + b8 X 3 Z1 +

dengan:
Y         : variabel behavioral intention
a                     : konstanta
b                    : slope regresi
X1          : variabel performance expectancy
X2          : variabel effort expectancy
X3          : variabel social influence
X4          : variabel facilitating conditions
Z1           : variabel gender
e          : error


BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


    Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang diusulkan untuk penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 1. Rincian dan justifikasi anggaran dan biaya disajikan dalam lampiran 1.

Tabel 1. Ringkasan Anggaran dan Biaya


No
Jenis Pengeluaran
Biaya Yang Diusulkan (Rp)
1
Gaji dan Upah
2.800.000
2
Bahan habis pakai dan peralatan
8.600.000
3
Perjalanan
2.100.000
4
Publikasi dan Seminar
1.000.000
Jumlah
14.500.000

    Jadwal Penelitian
Diperkirakan penelitian ini akan diselesaikan dalam waktu 9 bulan.   Tabel
2 menunjukkan jadwal kegiatan penelitian ini. Susunan tim peneliti dan pembagian tugas disajikan dalam lampiran 2.

Tabel 2. Jadwal Penelitian


No
Jenis Kegiatan
Tahun 2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Review Literatur












2
Survei dan Pengumpulan Data












3
Analisis Data












4
Pembahasan Hasil Analisis Data












5
Penulisan Laporan














DAFTAR PUSTAKA


Abdulwahab L., Zulkhairi Md. Dahalin (2010). “A Conceptual Model of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Modification with Management Effectiveness and Program Effectiveness in Context of Telecentre”. African Scientist. Vol. 11, No. 4. hal. 267-275.
AbuShanab, Emad., J. Michael Pearson., Andrew J. Setterstrom. (2010). “Internet Banking and Customers’ Acceptance in Jordan: The Unified Model’s Perspective”. Communications of the Association for Information Systems. Vol. 26. hal 493-524
Anderson, John E., Paul H. S., Richard L. K. (2006). “The Drivers for Acceptance of Tablet PCs by Faculty in a College of Business”.  Journal  of Information Systems Education. Vol. 17, No. 4. hal. 429-440
Dasgupta, S., Haddad, M., Weiss, P., dan Bermudez, E., (2007), “User  Acceptance of Case Tools in System Analysis and Design: an Empirical Study”, Journal of Informatics Education Research, Vol. 9, No. 1. hal. 51- 78.
Davis, F. D. (1989). “Perceives Usefulness, Perceives Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”. MIS Quartely. Vol. 13, No. 3.  hal. 319-339.
El-Gayar, Omar F., Mark Moran. (2006). "College students' acceptance of Tablet PCs: An application of the UTAUT Model". Dakota State University. hal. 2845-2850.
Foon, Yeoh Sok., Benjamin Chan Yin Fah. (2011). “Internet Banking Adoption in Kuala Lumpur: An Application of UTAUT Model”. International Journal of Business and Management. Vol. 6, No. 4. hal. 161-167.
Hartono, J. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Jairak, Kallaya., Prasong Praneetpolgrang., Kittima Mekhabunchakij. (2009). “An
Acceptance of Mobile Learning for Higher Education Students in Thailand”. Proceedings of the 6th International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society. hal. 36.1-36.8
Marchewka, Jack T., Chang Liu., Kurt Kostiwa. (2007). “An Application of UTAUT Model For Understanding Student Perceptions Using Course Management Software”. Communication of The IIMA. Vol. 7, No. 2. hal. 93-104.
O’Brien, J. (2006). Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan  Manajerial, Edisi 12, Salemba.
Oshlyansky, Lidia., Paul Cairns., Harold Thimbleby. (2007). “Validating the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Tool Cross-Culturally”. Proceedings of HCI 2007.
Oswari, Teddy, E.Susy Suhendra dan Ati Harmoni. (2008). “Model Perilaku Penerimaan     Teknologi     Informasi:     Pengaruh     Variabel   Prediktor,


Moderating Effect, Dampak Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Produktivitas dan Kinerja Usaha Kecil”. Seminar Ilmiah Nasional Komputasi dan Sistem. Intelijen (KOMMIT 2008). hal 1-10.
Prasetyo, Hari Basuki., Dian Anubhakti. (2011). “Kajian Penerimaan Sistem E- Learning Dengan Menggunakan Pendekatan UTAUT Studi kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur”. Jurnal BIT Vol. 8, No. 2. hal. 45-47
Sedana, I Gusti Nyoman., St Wisnu Wijaya (2009). “Penerapan Model UTAUT untuk Memahami Penerimaan Dan Penggunaan Learning Management System Studi Kasus: Experential E-Learning Of Sanata Dharma University”. Jurnal Sistem Informasi, Voo. 5, No. 2. hal 114-120.
Sedana, I Gusti Nyoman, St. Wisnu Wijaya (2010). “UTAUT Model For Understanding Learning Management System”. Internetworking Indonesia Journal. hal 27-32.
Sharma, Aman Kumar., Dinesh Kumar. (2012). “User Acceptance of Desktop Based Computer Software Using UTAUT Model and Addition of New Moderators”. International Journal Of Computer Science & Engineering Technology. hal. 509-515
Sundaravej, T., (2010). “Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Model”. Journal of Global Information Technology Management. Vol. 13, No. 1, hal. 5-27.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan Davis, F. D. (2003). “User Acceptance of Information Technology”. MIS Quarterly. Vol 27, No. 3. hal. 425-478.
Wang, Yi-Shun, Ying-Shun Hung., Seng-Cho T. Chou. (2006). “Acceptance of E- Government Service: A Validation of UTAUT”. Proceedings of the 5th WSEAS International Conference on E-ACTIVITIES. hal. 165-170
Wu, Yu-Lung., Yu-Hui Tao., Pei-Chi Yang. (2007). “Using UTAUT to Explore The behavior of 3G mobile communication users”. IEEE International Conference on Industrial Engineering and Engineering Management. hal 199-203

Yulianti, Putu Wuri Handayani. (2011). “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pengguna Dalam Menggunakan Sistem ERP Dengan Studi Kasus PT XYZ”. Jurnal Sistem Informasi. Vol. 7, No. 1. hal. 69-75.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Format Surat Kesalahan Nama Pada Raport dengan Ijazah

hai sob, pada postingan kali ini saya ingin membagikan contoh surat keslahan nama pada raport dengan ijazah PEMERINTAH KABUPATEN _____ UPT PENDIDIKAN ____ KEC. _________ SEKOLAH DASAR NEGERI ________ Alamat : Jl ____________________________________ “Terakreditasi : A” E-mail : _______________   SURAT KETERANGAN NOMOR : 421.1/122/SD/04/2016 Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Sekolah SD N ..................................menerangkan bahwa : Nama Siswa                             : _________________________ No Induk Siswa                       : _________________________ Tempat dan Tanggal lahir        : _________________________ Nama Orang Tua     ...

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM APLIKASI DAPODIK OPERATOR SEKOLAH KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

PENDAHULUAN A.    LATAR BELAKANG Sistem Informasi Data Pokok Pendidikan Dasar (Dapodik)  adalah sistem informasi yang  menangani  data sekolah seperti tenaga kependidikan, peserta didik, periodik, sanitasi, rombongan belajar  dan data sarana-prasarana sekolah.  Sistem ini dibangun dalam rangka data yang berkualitas dan data ini  nantinya akan menentukan kebijakan pemerintah pusat dalam menentukan seperti halnya resio tenaga kependidikan, syarat untuk menentukan tunjangan profesi pendidik (TFG), Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan masih banyak lagi kebijakan-kebijakan pusat yang nantinya akan melakukan pengambilan  data nya dari aplikasi D apodi k , maka dari itu sataun pendidik harus melakukan Input Data maupun Update data sesuai dengan bukti fisik yang ada kedalam Aplikasi Dapodik untuk mendapatkan data yang akurat cepat, lengkap, valid dan up to date, maka Operator Sekolah berperan penting dalam melakukan pendataan dan sekaligus pe...

PROGRAM KERJA SENI MUSIK ANGGKLUNG

PROGRAM KERJA SENI MUSIK ANGGKLUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Pemikiran kreatifitas adalah bentuk luapan rasa atau jiwa yang dimiliki manusia. Kreatifitas ini adalah hasil dari suatu eksplorasi rasa akan momentum atau pengalaman individu seseorang. Olah rasa ini kemudian mengasah kepekaan manusia terhadap lingkungan dan dirinya. Kritik social, politik dan budaya adalah sebagian dari perwujudannya. Akan tetapi hakekat kreatifitas ini adalah sebuah anugrah sang pencipta yaitu daya cipta, sehingga selayaknyalah apabila kreatifitas kemudian dijadikan pula sebagai perwujudan rasa syukur manusia kepada sang pencipta. Sejalan dengan pemikiran tersebut, perlu ditingkatkan intensitas pembinaan kegiatan kesiswaan melalui ekstrakurikuler sebagai aktualisasi dan optimasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Proses kreatif atau inovasi merupakan sebuah kemampuan manusia untuk berke...