BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi menawarkan potensi
substansial bagi organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya. Teknologi informasi meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi melalui
kecepatan pemrosesan, konsistensi, dan keterandalan dalam menangani
aktivitas-aktivitas organisasi. Akan tetapi, peningkatan kinerja tersebut
seringkali tak tercapai karena ketakbersediaan pengguna (user) untuk menerima dan menggunakan sistem yang ada. Penerimaan
teknologi informasi merupakan syarat utama kesuksesan implementasi teknologi
informasi. Karena persistensi dan pentingnya masalah ini, penjelasan
keberterimaan pengguna atas teknologi informasi telah menjadi isu yang telah
lama diteliti dalam bidang manajemen sistem informasi (Davis, 1989).
Teknologi informasi merupakan hal
yang sangat penting, khususnya bagi pihak manajemen suatu organisasi di dalam
pengambilan keputusan. Kemudian akan timbul pertanyaan yang mendasar, dari
manakah informasi tersebut diperoleh? Jawabannya adalah dari sistem informasi.
Sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari manusia, hardware, software jaringan
komunikasi dan sumber daya data, yang mengumpulkan mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam suatu organisasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
mengontrol organisasi (O’Brien, 2005). Penggunaan sistem informasi selain memberikan
banyak manfaat, ada juga organisasi yang gagal dalam penerapannya. Banyak
proyek pengembangan sistem telah gagal menghasilkan sistem yang bermanfaat.
Kegagalan penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal
maupun eksternal (Davis, 1989). Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem
teknologi informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan
teknologi tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu
pemakainya (Hartono, 2007). Perilaku pemakai sistem terbentuk dari sikap dan
persepsi pemakai terhadap sistem informasi tersebut. Banyak orang meragukan,
apakah teknologi informasi akan memberikan manfaat yang positif buat manusia
dan mudah dipelajari? Salah
satu upaya untuk untuk memahami fenomena dan pertanyaan
tersebut adalah melalui kajian dan penelitian terhadap teori atau model adopsi
teknologi informasi.
Venkatesh et.al (2003)
menawarkan UTAUT (Unified Teory of
Acceptance and Use of Technology) sebagai sebuah model untuk menjelaskan
perilaku pengguna terhadap teknologi informasi. Model ini merupakan kombinasi
dari delapan model yang telah berhasil dikembangkan sebelumnya. Model UTAUT
menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral
intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh harapan
akan kinerja (performance expectancy),
harapan akan usaha (effort expectancy),
pengaruh sosial (social influence),
dan kondisi pendukung (facilitating
conditions). Keempat Faktor tersebut dimoderasi oleh faktor jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience)
dan kesukarelaan menggunakan (voluntariness
of use). Studi empiris yang mengadopsi model ini telah banyak dilakukan,
dan mendapatkan temuan yang beragam
(Abushanab et.al, 2010;
Foon & Fah,
2011; Oshlyansky et.al, 2007;
Oswari et.al, 2008;
Sharma & Kumar, 2012; Sundaravej, 2010; Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007; Yulianti & Handayani, 2011).
Sekolah Tinggi Teknik Musi (STT Musi)
dan Sekolah Tinggi Ilmu Eknomi Musi
(STIE Musi) merupakan perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Yayasan
Musi. Sejak tahun 2010, kedua Sekolah Tinggi ini telah menggunakan Sistem
Informasi Akademik (SIAk) berbasis
komputer. Sampai saat ini
dirasakan bahwa pemanfaatan SIAk masih belum optimal. Kondisi ini terlihat dari
jarangnya mahasiswa dan dosen yang mengakses SIAk di luar jadwal pengisian
Kartu Rencana Studi (KRS), pengambilan Kartu Hasil Studi (KHS) dan periode
memasukkan nilai ujian oleh para dosen. Model UTAUT telah dipakai oleh beberapa
peneliti untuk menjelaskan perilaku pengguna sistem informasi dalam lingkungan
pendidikan (Anderson et.al, 2006;
Dasgupda et.al, 2007; El- Gayar &
Moran, 2006; Jairak et.al, 2009;
Marchewka et.al, 2007; Prasetyo &
Anubhakti, 2011; Sedana & Wijaya, 2009; Sedana & Wijaya 2010).
Diharapkan model UTAUT dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku pengguna
SIAk di
STT Musi dan STIE Musi. Dengan demikian pimpinan kedua sekolah ini
dapat merumuskan kebijakan yang tepat terkait pemanfaatan SIAk.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak dianalisis dalam penelitian
ini adalah apakah faktor-faktor determinan pemanfaatan SIAk (performance expectancy, effort expectancy,
social influence, facilitating conditions) mempengaruhi niat berperilaku
penggunanya (behavioral intention)?
Untuk mengurangi kompleksitas yang
mungkin terjadi maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut.
1.
Penelitian ini hanya dilakukan di
STT Musi dan STIE Musi dengan melibatkan
mahasiswa yang menggunakan SIAk.
2.
Penelitian ini hanya menggunakan
satu variabel moderator, yakni variabel gender
(jenis kelamin). Ketiga variabel moderator lainnya yang ada dalam model
UTAUT diabaikan dalam penelitian ini. Hal ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan. Pertama, usia mahasiswa tidak terpaut jauh satu dengan yang
lain, sehingga variabel age (usia)
harus diabaikan. Kedua, pengalaman mahasiswa dalam menggunakan SIAk dipandang
relatif sama, karena itu penelitian ini mengabaikan variabel experience (pengalaman). Ketiga,
pada kondisi tertentu seperti pengisian KRS di awal semester dan pencetakan KHS
diakhir semester, penggunaan SIAk menjadi sebuah kewajiban (mandatory), namun pada kondisi lain
penggunaan SIAk menjadi bersifat voluntary.
Untuk menghindari ambiguitas yang mungkin terjadi, penelitian ini memutuskan
untuk menghilangkan variabel voluntariness
of use dari variabel moderator.
3.
Penelitian ini hanya melihat
pengaruh performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating
conditions sebagai variabel bebas terhadap behavioral intention sebagai variabel terikat. Pengaruh behavioral intention terhadap use behavior diabaikan. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa behavioral
intention telah diterima secara luas sebagai prediktor dari use
behavior (Dasgupta et.al, 2007;
Venkatesh et.al, 2003),
sehingga diasumsikan bahwa temuan penelitian akan sama dengan
penelitian- penelitian sebelumnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris
bahwa faktor- faktor determinan pemanfaatan SIAk (performance expectancy, effort expectancy, social influence,
facilitating conditions) mempengaruhi niat berperilaku penggunanya (behavioral intention).
Kontribusi Penelitian
Kontribusi yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya dalam hal ini pembuktian secara empiris bahwa model UTAUT dapat
digunakan untuk menjelaskan perilaku penggunaan sebuah sistem informasi,
terutama sistem informasi yang digunakan dalam bidang pendidikan.
2.
Di samping itu, hasil penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada STT Musi dan STIE Musi
mengenai perilaku penggunaan SIAk. Informasi ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk merumuskan berbagai kebijakan terkait penggunaan SIAk.
3.
Kontribusi lain yang ingin
diperoleh adalah bahwa proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan kemampuan peneliti tentang bagaimana melakukan sebuah
penelitian yang baik, sekaligus memperkaya materi pembelajaran pada mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen dan mata kuliah Riset Teknologi Informasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
Unified
Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
dikembangkan oleh Venkatesh et.al (2003).
Model ini mensitesiskan delapan model penerimaan teknologi yang telah
dikembangkan sebelumnya. Delapan model tersebut antara lain Theory Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT).
Dibandingkan dengan kedelapan model tersebut, UTAUT terbukti lebih berhasil
menjelaskan hingga 70% varian behavior
intention. Pendapat ini diperkuat oleh Oshlyansky et.al (2007) yang menemukan bahwa UTAUT cukup tangguh (robust)
kendati diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dapat digunakan lintas budaya.
Model UTAUT memiliki empat konstruk utama yang memainkan peran penting sebagai
determinan langsung dari behavioral
intention dan use behavior (Sedana
& Wijaya, 2010), yakni performance
expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions. Disamping itu
terdapat empat moderator yakni gender,
age, experience dan voluntariness
of use, yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk
pada behavioral intention dan use behaviour. Gambar 1 menampilkan
model UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh et.al (2003).
Performance Expectancy
Performance expectancy didefinisikan
sebagai tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa menggunakan sistem akan
membantunya mencapai keuntungan kinerja dalam pekerjaannya (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al menemukan bahwa konstruk ini
berpengaruh terhadap behavioral intention.
Temuan yang sama juga diungkapkan oleh AbuShanab et.al (2010), Dasgupta et.al (2007), El-Gayar & Moran
(2006), Foon & Fah (2011), Marchewka & Kostiwa (2007), Oswari et.al (2008), Prasetyo & Anubhakti
(2011), Sedana &
Wisnu (2009), Sedana & Wisnu (2010), Sharma &
Kumar (2012), Sundaravej (2010), Wang et.al
(2006), Wu et.al (2007).
Sebaliknya Jairak et.al (2009) justru
memperoleh temuan yang sebaliknya.
H1: Performance expectancy mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap behavioral intention
![]() |
Gambar 1. Model UTAUT (Venkatesh et.al, 2003)
Effort Expectancy
Effort expectancy didefinisikan sebagai
tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem (Venkatesh et.al, 2003).
Venkatesh et.al menemukan bahwa effort expectancy memiliki pengaruh
terhadap behavioral intention. Hal
senada juga ditemukan oleh AbuShanab et.al
(2010), El-Gayar & Moran (2006), Foon & Fah (2011), Jairak et.al (2009), Marchewka & Kostiwa
(2007), Oswari et.al (2008), Prasetyo
& Anubhakti (2011), Sharma & Kumar (2012), Sedana & Wijaya (2009), Sundaravej (2010), dan Wang et.al (2006). Dasgupta et.al (2007) mendapat temuan sebaliknya
bahwa effort expectancy tidak
mempengaruhi behavioral intention.
Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Sedana & Wijaya (2010) dan Wu et.al (2007).
H2: Effort
expectancy mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
behavioral intention
Social Influence
Social influence didefinisikan sebagai
tingkat sejauh mana seseorang merasakan bahwa orang-orang yang dianggapnya
penting, percaya bahwa ia seharunya menggunakan sistem yang baru (Venkatesh et.al, 2003). Venkatesh et.al melaporkan hasil temuannya bahwa social influence mempengaruhi behavioral intention. Sebagian besar
studi empiris juga menemukan hasil yang serupa (AbuShanab et.al, 2010; Dasgupta et.al,
2007; El-Gayar & Moran, 2006; Foon & Fah, 2011; Jairak et.al, 2009; Marchewka & Kostiwa,
2007; Oswari et.al, 2008; Prasetyo
& Anubhakti, 2011; Sedana & Wijaya, 2009; Sedana & Wijaya, 2010;
Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007). Sharma & Kumar (2012)
menemukan pengaruh negatif antara social
influence dan behavioral intention,
namun Sundaravej (2010) mendapat temuan sebaliknya, bahwa social influence tidak mempengaruhi behavioral intention.
H3: Social
influence mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
behavioral intention
Facilitating Conditions
Facilitating
conditions didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana seseorang
meyakini bahwa infrastruktur organisasi dan teknis yang ada mendukung
penggunaan sistem (Venkatesh et.al,
2003). Venkatesh et.al menemukan
bahwa facilitating conditions tidak
berpengaruh tehadap behavioral intention,
namun mempengaruhi use behavior.
Hasil ini mengakibatkan model model UTAUT yang dikembangkan hanya melihat
pengaruh facilitating condition terhadap
use behavior. Temuan serupa juga
dipaparkan oleh AbuShanab et.al (2010),
Dasgupta et.al (2007), dan Sedana
& Wijaya (2009) yang memasukkan hubungan antara facilitating conditions dan behavioral
intention dalam model penelitiannya.
Namun beberapa studi
empiris yang juga
melakukan hal yang
sama, memperoleh temuan sebaliknya (Foon & Fah, 2011; Jairak et.al, 2009; Sedana & Wijaya, 2010;
Wang et.al, 2006; Wu et.al, 2007).
H4: Facilitating conditions mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
behavioral intention
Behavioral Intention
Behavioral
intention didefinisikan sebagai ukuran kekuatan niat seseorang
untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen dalam Abdulwahab & Dahalin, 2010).
Dalam konsep dasar model-model user
acceptance yang telah dikembangkan, behavioral
intention menjadi konstruk intervening
(variabel antara) dari hubungan reaksi pengguna atas penggunaan teknologi
informasi dengan actual use (use behavior). Peran behavioral intention sebagai prediktor use behavior telah diterima secara luas
dalam berbagai model user acceptance (Dasgupta
et.al, 2007; Venkatesh et.al, 2003). Karena itu dalam penelitian ini behavioral intention dijadikan variabel
terikat yang terakhir. Hubungan antara behavioral
intention dan use behavior diabaikan,
karena diasumsikan bahwa hasilnya akan sama dengan penelitian-penelitian
sebelumnya.
Model Penelitian
Gambar 2 menampilkan model yang
diusulkan dalam penelitian ini. Menarik untuk ditelaah bahwa
penelitian-penelitian yang dilakukan mengadopsi UTAUT dengan berbagai revisi,
terutama pada penggunaan variabel moderator, pengaruh facilitating conditions pada use
behavior, dan vvariabel use behavior.
El-Gayar & Moran (2006) dan Oswari et.al
(2008) mereplikasi model ini secara penuh. Yulianti & Handayani (2011)
dan Wu et.al (2007) menambahkan
tingkat pendidikan sebagai salah satu moderator.
Jairak et.al (2009), Sedana & Wijaya (2009), Sedana & Wijaya
(2010), Sundaravej (2010), dan Wang et.al
(2006) meniadakan seluruh variabel moderator. Mereka berpendapat bahwa
variabel-variabel tersebut tidak terlalu banyak berpengaruh karena objek
penelitiannya cenderung homogen dalam keempat
variabel moderator tersebut
dan bahwa penelitiannya merupakan
![]() |
penelitian cross-sectional berbeda dari UTAUT yang dikembangkan melalui penelitian longitudinal. Dasgupta et.al (2007) hanya menggunakan variabel gender dan experience sebagai moderator, sedangkan AbuShanab et.al (2010) menggunakan gender dan age. Namun Marchewka & Kostiwa (2007) justru menemukan bahwa variabel gender dan age tidak mempengaruhi hubungan keempat konstruk deteminan terhadap behavioral intention.
Gambar 2. Usulan Model Penelitian
Berdasarkan temuan-temuan tersebut
dalam penelitian ini ketiga variabel moderator (age, experience, voluntariness of use) dalam model UTAUT
tidak akan digunakan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan yang telah
dikemukakan pada subbab 1.2. Dukungan atas pertimbangan ini dikemukakan juga
oleh Sedana & Wijaya (2009, 2010), Jairak et.al (2009), Sundaravej (2010) dan Wang et.al (2006). Tidak ditemukan alasan yang mendukung untuk
meniadakan variabel gender dari model
UTAUT, sehingga gender tetap dipakai
sebagai variabel moderator dalam penelitian
ini.
H5a: Pengaruh performance expectancy terhadap behavioral intention
dimoderasi oleh gender
H5b: Pengaruh effort expectancy terhadap behavioral intention
dimoderasi oleh gender
H5c: Pengaruh social influence terhadap behavioral intention dimoderasi oleh gender
BAB III METODE PENELITIAN
Cara Pengambilan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada STT
Musi dan STIE Musi. STT Musi memiliki empat program studi (Teknik Arsitektur,
Teknik Industri, Teknik Informaka dan Sistem Informasi), sedangkan STIE Musi
memiliki dua program studi (Manajemen dan Akuntansi). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh mahasiswa aktif pada kedua sekolah ini. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara acak sederhana. Dengan jumlah populasi sekitar 1.500
mahasiswa diperkirakan jumlah sampel yang dibutuhkan mencapai sekitar 300
sampel. Hal ini didasarkan pada
perhitungan jumlah sampel menggunakan pendekatan Yamane, dengan margin of error sebesar 5%.
Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
responden. Kuesioner terdiri atas enam bagian pertanyaan dimana setiap bagian
pertanyaan mewakili sebuah variabel penelitian. Bagian pertama memuat
pertanyaan yang berkaitan dengan profil reponden, bagian kedua berkaitan dengan
variabel performance expectancy,
bagian ketiga berkaitan dengan variabel effort
expectancy, bagian keempat berkaitan dengan variabel social influence, bagian kelima berkaitan dengan variabel facilitating conditions dan bagian
keenam berkaitan dengan variabel behavioral
intention. Definisi masing-masing variabel akan dijelaskan pada subbab
variabel penelitian.
Variabel Penelitian Variabel Bebas
Mengacu pada model penelitian yang diusulkan, terdapat
empat variabel bebas yakni performance
expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions. Performance expectancy didefinisikan
sebagai tingkat kepercayaan seseorang pada sejauh mana penggunaan sistem akan membantunya
mendapatkan keuntungan kinerja dalam pekerjaannya
(Sedana & Wijaya, 2010). Effort expectancy
didefinisikan sebagai tingkat kemudahan terkait penggunaan sistem. Social influence merupakan tingkat
dimana seseorang merasa bahwa orang-orang yang penting baginya percaya
sebaiknya dia menggunakan sistem tersebut. Sedangkan facilitating conditions merupakan tingkat kepercayaan seseorang
terhadap ketersdiaan infrastruktur teknik dan organisasional untuk mendukung
penggunaan sistem.
Keempat variabel tersebut diukur
dengan empat buah pertanyaan (dalam skala Likert) untuk masing-masing variabel.
Pertanyaan yang digunakan diadopsi dari Venkatesh et.al (2003).
Variabel Terikat
Konstruk behavioral intention menjadi variabel terikat dalam penelitian ini. Behavioral
intention didefinisikan sebagai ukuran kekuatan niat seseorang untuk
melakukan perilaku tertentu (Ajzen dalam Abduwahab & Dahalin, 2010).
Variabel ini diukur dengan tiga buah pertanyaan (dalam skala Likert) yang
diadaptasi dari Venkatesh et.al (2003).
Variabel Moderator
Terdapat satu
variabel moderator yang digunakan, yakni variabel gender
(jenis kelamin).
Pengujian Alat Ukur
Kualitas data yang dihasilkan dari
penggunaan alat ukur penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan
reliabilitas. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
sebuah alat ukur penelitian. Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan
seberapa baik alat ukur yang dipakai dapat mengukur sebuah konsep sebagaimana
mestinya.
Reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya atau
diandalkan. Reliabilitas mengindikasikan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran berulang
kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal antar variabel
dalam alat ukur.
Cara Analisis Data
Cara analisis data yang digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah Analisis Regresi Moderasi. Model
umum persamaan regresinya adalah sebagai berikut.
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + b5 Z1 + b6 X 1 Z1 + b7 X 2 Z1 + b8 X 3 Z1 +
dengan:
Y : variabel behavioral intention
a
: konstanta
b
: slope regresi
X1 : variabel performance
expectancy
X2 : variabel effort expectancy
X3 : variabel social influence
X4 : variabel facilitating conditions
Z1 : variabel gender
e : error
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang
diusulkan untuk penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 1. Rincian dan
justifikasi anggaran dan biaya disajikan dalam lampiran 1.
Tabel 1. Ringkasan Anggaran dan Biaya
|
No
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya
Yang Diusulkan (Rp)
|
|
1
|
Gaji dan Upah
|
2.800.000
|
|
2
|
Bahan habis pakai dan peralatan
|
8.600.000
|
|
3
|
Perjalanan
|
2.100.000
|
|
4
|
Publikasi dan Seminar
|
1.000.000
|
|
Jumlah
|
14.500.000
|
|
Jadwal Penelitian
Diperkirakan
penelitian ini akan diselesaikan dalam waktu 9 bulan. Tabel
2 menunjukkan jadwal kegiatan penelitian ini. Susunan tim peneliti
dan pembagian tugas disajikan dalam lampiran
2.
Tabel 2. Jadwal
Penelitian
|
No
|
Jenis Kegiatan
|
Tahun 2013
|
|||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
|
1
|
Review Literatur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Survei dan Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pembahasan Hasil Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penulisan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahab L., Zulkhairi Md. Dahalin (2010). “A
Conceptual Model of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Modification with
Management Effectiveness and Program Effectiveness in Context of Telecentre”. African Scientist. Vol. 11, No. 4. hal. 267-275.
AbuShanab,
Emad., J. Michael Pearson., Andrew J. Setterstrom. (2010). “Internet Banking
and Customers’ Acceptance in Jordan: The Unified Model’s Perspective”. Communications of the Association for
Information Systems. Vol. 26. hal
493-524
Anderson,
John E., Paul H. S., Richard L. K. (2006). “The Drivers for Acceptance of
Tablet PCs by Faculty in a College of Business”. Journal of Information Systems Education. Vol. 17,
No. 4. hal. 429-440
Dasgupta,
S., Haddad, M., Weiss, P., dan Bermudez, E., (2007), “User Acceptance of Case Tools in System Analysis
and Design: an Empirical Study”, Journal
of Informatics Education Research, Vol.
9, No. 1. hal. 51- 78.
Davis, F. D. (1989). “Perceives Usefulness, Perceives
Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”. MIS Quartely. Vol. 13, No. 3. hal. 319-339.
El-Gayar,
Omar F., Mark Moran. (2006). "College
students' acceptance of Tablet PCs: An application of the UTAUT Model".
Dakota State University. hal. 2845-2850.
Foon,
Yeoh Sok., Benjamin Chan Yin Fah. (2011). “Internet Banking Adoption in Kuala
Lumpur: An Application of UTAUT Model”. International
Journal of Business and Management. Vol.
6, No. 4. hal. 161-167.
Hartono, J. (2007). Sistem
Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Jairak, Kallaya.,
Prasong Praneetpolgrang., Kittima Mekhabunchakij. (2009). “An
Acceptance of Mobile Learning for Higher Education
Students in Thailand”. Proceedings of the
6th International
Conference on eLearning for Knowledge-Based Society. hal. 36.1-36.8
Marchewka, Jack T., Chang Liu., Kurt Kostiwa. (2007).
“An Application of UTAUT Model For Understanding Student Perceptions Using
Course Management Software”. Communication
of The IIMA. Vol. 7, No. 2. hal.
93-104.
O’Brien,
J. (2006). Pengantar Sistem Informasi:
Perspektif Bisnis dan Manajerial,
Edisi 12, Salemba.
Oshlyansky, Lidia., Paul Cairns., Harold Thimbleby.
(2007). “Validating the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT) Tool Cross-Culturally”. Proceedings
of HCI 2007.
Oswari, Teddy, E.Susy Suhendra dan Ati Harmoni.
(2008). “Model Perilaku Penerimaan
Teknologi Informasi: Pengaruh Variabel
Prediktor,
Moderating
Effect, Dampak Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Produktivitas dan
Kinerja Usaha Kecil”. Seminar Ilmiah
Nasional Komputasi dan Sistem. Intelijen (KOMMIT 2008). hal 1-10.
Prasetyo, Hari Basuki., Dian Anubhakti. (2011).
“Kajian Penerimaan Sistem E- Learning Dengan Menggunakan Pendekatan UTAUT Studi
kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur”. Jurnal BIT Vol. 8, No. 2. hal. 45-47
Sedana, I Gusti Nyoman., St Wisnu Wijaya (2009).
“Penerapan Model UTAUT untuk Memahami Penerimaan Dan Penggunaan Learning
Management System Studi Kasus: Experential E-Learning Of Sanata Dharma University”.
Jurnal Sistem Informasi, Voo. 5, No. 2.
hal 114-120.
Sedana,
I Gusti Nyoman, St. Wisnu Wijaya (2010). “UTAUT Model For Understanding
Learning Management System”. Internetworking
Indonesia Journal. hal 27-32.
Sharma,
Aman Kumar., Dinesh Kumar. (2012). “User Acceptance of Desktop Based Computer
Software Using UTAUT Model and Addition of New Moderators”. International Journal Of Computer Science
& Engineering Technology. hal. 509-515
Sundaravej,
T., (2010). “Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology Model”. Journal of Global
Information Technology Management. Vol. 13, No. 1, hal. 5-27.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan
Davis, F. D. (2003). “User Acceptance of Information Technology”. MIS Quarterly. Vol 27, No. 3. hal.
425-478.
Wang, Yi-Shun, Ying-Shun Hung., Seng-Cho T. Chou.
(2006). “Acceptance of E- Government Service: A Validation of UTAUT”. Proceedings of the 5th WSEAS
International Conference on E-ACTIVITIES. hal.
165-170
Wu,
Yu-Lung., Yu-Hui Tao., Pei-Chi Yang. (2007). “Using UTAUT to Explore The
behavior of 3G mobile communication users”. IEEE
International Conference on Industrial Engineering and Engineering Management.
hal 199-203
Yulianti, Putu Wuri Handayani. (2011). “Analisis
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pengguna Dalam Menggunakan Sistem
ERP Dengan Studi Kasus PT XYZ”. Jurnal
Sistem Informasi. Vol. 7, No. 1. hal. 69-75.


Comments