Menyusun dan menilai
Karya Tulis Ilmiah yang berupa
artikel ilmiah,
prasaran dan tulisan ilmiah populer
1.
Apa yang Dimaksud dengan Kegiatan Pengembangan Profesi Guru?
Kegiatan pengembangan profesi
guru adalah
kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan untuk peningkatan mutu baik
bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya
maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan
kebudayaan (berdasar definsi pada Kepmendidbud No. 025/0/1995). Terdapat lima macam kegiatan pengembangan
profesi yang dapat dilakukan guru yaitu, (1) membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI),
(2) menemukan Teknologi Tepat
Guna, (3) membuat alat peraga/bimbingan, (4) menciptakan karya seni, dan (5)
mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
2. Apa yang Dimaksud dengan Karya Tulis Ilmiah?
Karya Tulis
Ilmiah (selanjutnya disingkat KTI) pada dasarnya merupakan laporan tertulis
tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena kegiatan ilmiah itu banyak
macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah
(= KTI) juga beragam. Ada
yang berbentuk laporan penelitian,
tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan
lain-lain. KTI juga berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya
tujuan penulisan serta media yang
menerbitkannya. .
Bila seorang guru
menulis KTI (dengan benar) maka kepadanya diberikan penghargaan, berupa angka
kredit yang dapat dipakai untuk memenuhi persyaratan dalam usulan kenaikan
pangkat/jabatannya. Besarnya angka kredit KTI berbeda-beda tergantung pada
macam dan lingkup publikasinya. Berdasar aturan yang berlaku, KTI yang berangka
kredit tertinggi (12,5 angka kredit) adalah KTI hasil penelitian perorangan yang
dipublikasi dalam bentuk buku, yang
terendah bernilai 1 angka kredit, untuk
KTI yang berupa diktat.
Macam
KTI pada kegiatan pengembangan profesi guru, terdiri dari 7 (tujuh) macam, yang
dapat dirinci sebagai berikut:
No
|
Macam KTI
|
Macam
publikasinya
|
Angka
kredit
|
1
|
KTI hasil penelitian, pengkajian,
survei dan atau evaluasi
|
Berupa buku yang
diedarkan secara nasional
|
12,5
|
Berupa tulisan
(artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas
|
6,0
|
||
Berupa buku yang
tidak diedarkan secara nasional
|
6,0
|
||
Berupa makalah
|
4,0
|
||
2
|
KTI yang merupakan tinjuan atau gagasan
sendiri dalam bidang pendidikan
|
Berupa buku yang
diedarkan secara nasional
|
8,0
|
Berupa tulisan
(artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas
|
4,0
|
||
Berupa buku yang
tidak diedarkan secara nasional
|
7,0
|
||
Berupa makalah
|
3,5
|
||
3
|
KTI yang berupa tulisan ilmiah
popular yang disebarkan melalui media
masa
|
Berupa tulisan
(artikel ilmiah) yang dimuat pada
media masa
|
2,0
|
4
|
KTI yang berupa tinjuan, gagasan,
atau ulasan ilmiah yang disampaikan sebagai prasaran dalam pertemuan ilmiah
|
Berupa makalah
dari prasaran yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
|
2,5
|
5
|
KTI yang berupa buku pelajaran
|
Berupa buku yang
bertaraf nasional
|
5
|
Berupa buku yang
bertaraf propinsi
|
3
|
||
6
|
KTI yang berupa diktat pelajaran
|
Berupa diktat yang
digunakan di sekolahnya
|
1
|
7
|
KTI yang berupa karya terjemahan
|
Berupa karya
terjemahan buku pelajaran/ karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
|
2.5
|
Dari
tabel di atas juga terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil penelitian
dapat dipakai sebagai salah satu macam kegiatan pengembangan profesi tenaga
pendidik. Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan
hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat.
3. Mengapa KTI
Hasil Penelitian Makin Diminati?
Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini,
cenderung banyak dilakukan oleh para guru[1]
adalah KTI hasil penelitian perorangan yang tidak dipublikasikan, tetapi
didokumentasikan di perpustakaan sekolah
dalam bentuk makalah. KTI jenis ini mempunyai nilai angka kredit 4 (empat). KTI yang berupa laporan hasil penelitian tersebut cenderung
diminati dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi guru, di
antaranya karena:
1.
Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan
profesi, adalah dilakukannya kegiatan
nyata di kelasnya yang ditujukan
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar
guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan
2.
Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang
benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya.
3.
Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat
berupa penelitian eksperimen, atau
penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas kegiatan.
Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru”
dalam praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam
pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam
proses pembelajaran.
4. Apakah yang Dimaksud dengan Penelitian?
Penelitian
(riset, research) merupakan penyelidikan
suatu masalah secara sistematis, kritis,
ilmiah, dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan logika proses berpikir eksplisit (artinya setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga dapat dikaji kembali baik oleh yang
bersangkutan maupun oleh orang lain) dan informasinya dikumpulkan secara sistematis dan obyektif.
Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji
kebenaran suatu pengetahuan suatu
pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi, dan yang dilakukan dengan langkah yang sistematis, kritis,dan
ilmiah.
Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian mempunyai sifat khusus, yaitu bersifat keilmuan, dan bila terkumpul secara sistematis
membentuk khazanah pengetahuan yang disebut ilmu, yang kemudian mampu memberikan
berbagai dampak bagi hidup dan kehidupan
[1] dan juga diminati oleh para widyaiswara dan
pengawas
melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis mengadakan uji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis mengadakan uji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu :
Hal yang tidak mudah dalam menulis KTI hasil
penelitian untuk jurnal adalah
keterbatasan halaman. Umumnya jumlah
halaman dari satu artikel yang dimuat di jurnal antara 5 – 10 halaman (untuk
ukuran kertas A4, font 12, spasi dua). Karena itu kemampuan untuk memadatkan
laporan, agar isinya tetap terkomunikasikan dan terjaga, dengan tetap enak
dibaca dan mampu menarik minat, menjadi
kemampuan yang memerlukan latihan. melakukan
kajian terhadap permasalahan,
5. Bagaimana Penelitian di Bidang Pembelajaran?
Penelitian
di bidang pembelajaran ditandai
adanya permasalahan tentang hal-hal
yang bekaitan dengan proses-mengajar-belajar. Ciri khas dari
penelitian pembelajaran adalah adanya kajian yang berhubungan dengan penerapan
rancangan, sajian dan evaluasi pembelajaran yang ditujukan untuk mencapai hasil
belajar tertentu, pada suatu tujuan, karakteristik
siswa, lingkungan dan atapun kondisi
pembelajaran spesifik.
Melalui kegiatan pengembangan
profesi, diharapkan para guru dapat menyelesaikan masalah melalui kegiatan
nyata di kelasnya yang ditujukan
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan
secara profesional. Hanya dengan cara itu, maka mereka akan dalam mengembangan
profesinya. Kiranya, itulah hakikat tujuan dari kegiatan pengembangan profesi.
Fokus masalah penelitian pembelajaran
adalah pada hal-hal yang dapat dilakukan guru dalam praktik pembelajaran,
yaitu dalam proses pembelajaran yang dapat berupa rancangan, sajian maupun
evaluasi yang dikaitkan dengan hasil belajar dan faktor pengaruh yang
lain.
Dengan kata lain, penelitian di bidang
pembelajaran ditandai adanya
permasalahan kajian tentang hal-hal yang bekaitan dengan proses-mengajar-belajar.
6. Apa Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas?
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat
dilakukan guru dengan melibatkan para
siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di
dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau
PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena:
·
KTI tersebut merupakan laporan dari
kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan
penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak
memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya), dan
·
Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah
melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionnya.
Terdapat beberapa macam penelitian, antara lain, penelitian diskriptif yang merupakan paparan (diskripsi)
informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Berbeda dengan penelitian eksperimen pada penelitian diskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian
ini mengkaji dan memaparkan sesuatu keadaan sebagaimana adanya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau
perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis
dengan ciri khusus :
(a) adanya variabel bebas yang
dimanipulasi,
(b) adanya pengendalian atau
pengontrolan terhadap semua variabel
lain kecuali variabel bebas yang
dimanipulasi,
(c) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari
tindakan manipulasi variabel bebas.
Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan
penelitian tindakan (action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas
atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi,dll) ataupun output (hasil
belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
7. Bagaimana macam KTI yang berasal dari Laporan Penelitian?
Berdasar definsi pada
Kepmendidbud No. 025/0/1995, makalah hasil penelitian adalah suatu karya tulis
yang disusun oleh seseorang atau kelompok orang yang membahas suatu pokok
bahasan yang merupakan hasil penelitian.
Dengan demikian, KTI ini
merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian yang telah
dilakukan.
Laporan hasil penelitian tersebut
dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
No
|
Macam bentuk
publikasi laporan hasil penelitian
|
Angka
kredit
|
1
|
Berupa buku yang diedarkan secara
nasional. Buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional yang ditulis berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh guru,
masih sangat terbatas jumlahnya. Sangat jarang guru mengirimkan KTI dalam
bentuk ini.
|
12,5
|
2
|
Berupa tulisan (artikel ilmiah)
yang dimuat pada majalah ilmiah (jurnal) yang diakui oleh Depdiknas. Masing-masing jurnal ilmiah umumnya
mempunyai persyaratan dan tata cara penulisan artikel hasil penelitian yang spesifik dan berlaku
untuk jurnal yang bersangkutan. KTI yang diajukan guru dalam bentuk publikasi
ini, akhir-akhir ini semakin meningkat jumlahnya.
|
6,0
|
3
|
Berupa buku yang tidak diedarkan
secara nasional. Buku yang ditulis berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh guru,
yang tidak diederkan secara nasional juga masih sangat terbatas jumlahnya.
|
6,0
|
4
|
Berupa makalah yang disimpan di
perpustakaan. Inilah bentuk laporan hasil
penelitian yang paling banyak diajukan
sebagai Karya Tulis Ilmiah oleh para guru.
|
4,0
|
5
|
Berupa tulisan (artikel ilmiah)
yang dimuat pada media masa. Meskipun cukup banyak tulisan ilmiah popular diajukan sebagai
KTI, namun yang merupakan laporan hasil penelitian, sangat terbatas
jumlahnya.
|
2,0
|
6
|
Berupa makalah dari prasaran yang
disampaikan pada pertemuan ilmiah. Meskipun cukup
banyak makalah berupa prasasran
diajukan sebagai KTI, namun yang merupakan makalah prasaran
berdasarkan laporan hasil penelitian,
sangat terbatas jumlahnya.
|
2,5
|
Selanjutnya, tulisan
ini akan lebih memberikan fokus bahasan
pada KTI hasil penelitian yang dipublikasikan dalam bentuk
(1)
Artikel
ilmiah yang dipublikasikan melalui
jurnal (dengan angka kredit 6),
(2)
Prasaran
pada pertemuan ilmiah (angka kredit 2.5)
(3)
Tulisan
ilmiah populer yang tersaji di media masa (angka kredit 2)
8. Artikel ilmiah
yang dipublikasikan melalui jurnal (dengan angka kredit 6)
KTI
yang dapat dimuat di Jurnal Ilmiah dapat
dipilah menjadi dua kelompok. Pertama KTI
yang berupa laporan hasil penelitian, dan kedua berupa KTI non-hasil penelitian (seperti misalnya paparan gagasan
keilmuan, ulasan atau tinjauan ilmiah).
Masing-masing
jurnal mempunyai tatacara penulisannya sendiri-sendiri. Ada perbedaan di antara
satu jurnal dengan jurnal yang lain. Misalnya, tentang ukuran dan macam huruf,
jumlah halaman maksimum yang diperbolehkan, kerangka dan tatacara penulisan,
bahkan juga cara pengirimannya naskah (ada yang harus mengirimkan dalam bentuk
disket berikut printoutnya) dll.
Berikut
contoh sistematika penulisan pada Jurnal Teknologi Pendidikan (PPS IKIP Malang, ISSN 0854-7599). Setiap karangan
harus disertai (a) abstrak, (b)
kata-kata kunci, (c) identitas pengarang, (d) pendahuluan yang berisi latar belakang dan tujuan atau
ruang lingkup tulisan dan (e) daftar
pustaka. Hasil penelitian disajikan
dengan sistematika sebagai berikut (a)
judul, (b)nama pengarang, (c) anstrak, (d) kata-kata kunci, (e)
pendahuluan berisi pembahasan
kepustakaan dan tujuan penelitian, (f)
metode, (g) pembahasan, (i) kesimpulan
dan saran, dan (h) daftar pustaka.
Dengan demikian Isi dan sistematika
KTI laporan hasil penelitian yang
diajukan untuk dimuat di jurnal,
sedikitnya terdiri dari :
Judul
penelitian
Bab I Permasalahan
/ Pendahuluan
Latar belakang masalah / Perumusan masalah
Tujuan dan Manfaat
Bab II
Landasan Teori
Bab III Metode Penelitian
Bab IV Hasil dan Analisis Hasil
Bab V Kesimpulan dan Saran
Judul penelitian menyatakan secara jelas
namun sesingkat mungkin permasalahan
yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut.
Upayakan pula agar dengan membaca judul
itu, pembaca akan tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.
Bagian terpenting
pada KTI hasil penelitian adalah ungkapan permasalahan (khususnya rumusan
masalahnya). Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
ingin dikaji melalui penelitian. Latar
Belakang Masalah merupakan
penjelasan mengapa sesuatu itu
dipermasalahkan. Alasan itu diperlukan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari
penelitian yang diajukan. KTI hasil penelitian harus pula menuliskan tujuan dan manfaat yang
diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.
Secara singkat
hasil penelitian juga perlu mencantumkan pembahasan teori dari hal yang
dipermasalahkan dan hipotesis yang dapat ditarik dari teori tersebut, serta
akan diuji berdasar fakta empirik. Uraian tentang metode penelitian, yang
terdiri dari cara pengumpulan, hasil yang diperoleh serta analisis data juga
harus dituliskan dengan singkat. Akhirnya perlu disajikan diskusi singkat, yang
kemudian mengasilkan beberapa kesimpulan serta (bila ada) pengajuan saran.
Comments